Lailatul Ijtima' NU, yang merupakan bagian integral dari Qonun Asas (Undang-undang Dasar Pergerakan NU) yang ditanamkan oleh KH Hasyim Asy'ari, menyajikan panggung penting dalam perjalanan dakwah Islam Aswaja. Kegiatan ini, diadakan secara bulanan setelah Sholat Isya, mengundang para pengurus NU dari berbagai tingkatan untuk melakukan evaluasi terhadap realisasi dakwah yang telah dilakukan.
Pertemuan malam ini, diwujudkan dalam kebijakan Qonun Asas, menjadi sarana refleksi dan perenungan bagi para pengurus NU. Dengan diinisiasi oleh tokoh NU yang memiliki wawasan mendalam seperti KH Hasyim Asy'ari, Lailatul Ijtima' menjadi lebih dari sekadar pertemuan rutin; ia menjadi ruang di mana aspek-aspek strategis dalam penyebaran ajaran Islam Aswaja dieksplorasi dan dievaluasi.
Baca Juga: Naharul Ijtima': Membangun Jejak Baru dalam Pergerakan NU
Pentingnya waktu malam sebagai konteks Lailatul Ijtima' mencerminkan kebijaksanaan untuk menghindari kegemparan dan gangguan yang mungkin terjadi pada siang hari, memungkinkan peserta untuk berkumpul dalam keheningan dan khusyuk. Tradisi ini diwariskan dari masa ke masa, menghadirkan atmosfer yang tenang dan mendalam untuk merenungkan serta merencanakan langkah-langkah ke depan dalam mengembangkan dakwah Islam Aswaja.
Baca Juga: Kesinambungan Tradisi: Warisan Lailatul Ijtima' dan Inovasi Naharul Ijtima'
Adanya kebijakan pergeseran pelaksanaan pertemuan menjadi Naharul Ijtima' pada siang hari menunjukkan adaptasi NU terhadap situasi dan kondisi medan dakwah yang dinamis. Dengan demikian, Lailatul Ijtima' bukan hanya berfungsi sebagai acara evaluasi, tetapi juga sebagai forum dialog dan strategi di antara para pengurus NU untuk menjawab tantangan zaman.
Baca Juga: Melangkah
Bersama: Lailatul
Ijtima' dan Naharul Ijtima' dalam Konteks Global
Pertemuan rutin ini di masjid, mushola, atau bahkan di rumah menjadi ajang bersilaturahmi dan mempererat ikatan antar pengurus, menciptakan jaringan solidaritas yang kuat di tingkat lokal, nasional, dan internasional. Melalui Lailatul Ijtima', NU terus memperkokoh fondasi organisasinya dan menggali potensi untuk merespons perkembangan masyarakat serta menghadapi berbagai isu kontemporer.
Baca Juga: Mengukir Masa Depan: Lailatul Ijtima' dan Naharul Ijtima' sebagai Pilar Pergerakan NU
Secara keseluruhan, Lailatul Ijtima' NU bukan sekadar acara rutin, melainkan upaya yang terus berkembang untuk memahami, mengevaluasi, dan merencanakan langkah-langkah strategis dalam menghadirkan dakwah Islam Aswaja di tengah masyarakat. Landasan inilah yang menjadikan pertemuan malam ini sebagai cikal bakal kejayaan NU dalam menyebarkan ajaran Islam yang penuh kedamaian dan toleransi.