Lailatul Ijtima' dan pergeserannya menjadi Naharul Ijtima' bukan hanya mengenai pertemuan dan evaluasi rutin. Kedua kegiatan ini mencerminkan semangat kebersamaan, kemandirian, dan kreativitas dalam pergerakan NU. Dalam menapaki masa depan, NU memahami bahwa keberlanjutan pergerakan ini memerlukan adaptasi dan inovasi yang berkelanjutan.
Pertemuan malam dan siang hari bukan hanya sekadar forum diskusi, tetapi juga ladang ide dan gagasan segar untuk merumuskan langkah-langkah mendatang. Lailatul Ijtima' dan Naharul Ijtima' menjadi ajang bagi para pemikir dan penggerak NU untuk menjelajahi potensi baru dalam menyampaikan pesan-pesan Islam Aswaja secara relevan dan memikat.
Baca Juga: LAILATUL IJTIMA' NU: Pertemuan Malam sebagai Landasan Evaluasi Dakwah Islam Aswaja
Keberlanjutan tradisi ini juga mencerminkan komitmen NU dalam mendidik dan mempersiapkan generasi penerus yang mampu menghadapi dinamika kompleks dunia kontemporer. Melalui Lailatul Ijtima' dan Naharul Ijtima', nilai-nilai keilmuan, keadilan, dan toleransi terus ditekankan sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas dan pergerakan NU.
Baca Juga: Naharul Ijtima': Membangun Jejak Baru dalam Pergerakan NU
Pentingnya partisipasi masyarakat dalam pertemuan ini menjadi dorongan bagi NU untuk semakin terbuka terhadap berbagai kelompok dan lapisan masyarakat. Ini menciptakan kerangka inklusif yang memastikan bahwa suara setiap individu didengar, dan keberagaman dihargai dalam perjalanan dakwah Islam Aswaja.
Baca Juga: Melangkah
Bersama: Lailatul
Ijtima' dan Naharul Ijtima' dalam Konteks Global
Di era teknologi informasi, NU juga menyadari pentingnya memanfaatkan sarana digital untuk mencapai audiens yang lebih luas. Inovasi dalam penyampaian pesan-pesan dakwah melalui platform daring dan media sosial semakin menjadi bagian integral dari strategi NU dalam menyebarkan nilai-nilai Islam.
Baca Juga: Kesinambungan Tradisi: Warisan Lailatul Ijtima' dan Inovasi Naharul Ijtima'
Dengan demikian, Lailatul Ijtima' dan Naharul Ijtima' bukan hanya menciptakan sebuah titik fokus dalam jadwal rutin, tetapi juga menjadi pembuka pintu menuju tantangan dan peluang baru. Keberlanjutan tradisi ini mengukir masa depan pergerakan NU, menggabungkan kebijakan warisan dengan visi yang progresif, dan membimbing generasi NU untuk menjadi pelopor perubahan positif di tengah-tengah masyarakat.
*Penulis adalah salah satu aktifis dan kader NU yang mendapat amanat sebagai ketua MWCNU margomulyo