Minggu, 18 Agustus 2024

Mujahadah untuk Perjuangan NU Margomulyo: Membingkai Semangat dan Doa di Bawah Langit Malam


Sabtu, 17 Agustus 2024, langit malam Margomulyo berselimutkan gemintang yang seolah berpendar memberikan berkah kepada sebuah acara penuh khidmat dan haru. Di altar lantai dua WCNU Margomulyo, pada pukul 21.30 hingga 23.30, berlangsunglah Mujahadah untuk Perjuangan NU Margomulyo, sebuah momentum sakral yang dirangkai dalam doa dan pengharapan kepada Illahi.


Acara ini dihadiri oleh segenap jajaran MWCNU Margomulyo, PAC IPNU, LAZISNU, Pagar Nusa, ANSOR/BANSER, yang semuanya bersatu dalam satu harmoni perjuangan demi masa depan yang lebih baik bagi umat. Keheningan malam pecah oleh lantunan suara MC, Ustadz Syaifuddin, yang dengan lembut namun tegas membuka acara ini, membawa hadirin masuk ke dalam suasana penuh syukur dan pengharapan.


Lantunan ayat suci Al-Qur’an yang dibacakan oleh Kiyai Sareh, Ketua Ranting NU Sumberjo, membungkus hati setiap yang hadir, menghadirkan ketenangan sekaligus kekuatan spiritual yang mendalam. Dilanjutkan dengan Sholawat Bilqiyam, di bawah pimpinan Ustadz Syaifuddin, suasana semakin menghangat, melantunkan puji-pujian kepada Rasulullah dengan penuh cinta dan hormat.


Khutbah Iftitah yang disampaikan oleh Kiyai Rosyidi, Rois Syuriyah MWCNU, menjadi inti dari acara ini. Dalam pidatonya, beliau mengapresiasi perjuangan semua komponen NU Margomulyo yang telah bekerja keras dalam berbagai aspek, dari pendidikan hingga sosial kemasyarakatan. Ucapan beliau menyiratkan kebanggaan sekaligus pengingat bahwa perjuangan harus terus digelorakan tanpa mengenal lelah.


Puncak dari acara ini adalah Mujahadah, yang dipimpin oleh Kiyai Badrun, Ketua MWCNU Margomulyo. Doa-doa dipanjatkan dengan penuh harap agar segala ikhtiar dakwah yang dilakukan dimudahkan oleh Allah, termasuk proses pembangunan Auditorium MWCNU Margomulyo yang akan dimulai besok, Ahad, 18 Agustus 2024. Mujahadah diakhiri dengan pembacaan doa sebanyak sembilan kali, dipimpin oleh sembilan tokoh mulai dari Kiyai Ranting Kalangan, Margomulyo, Sumberjo, Meduri, Geneng, Ngelo, hingga Kades Ngelo dan diakhiri oleh Kades Sumberjo.


Acara ini ditutup dengan sesi ramah tamah yang penuh keakraban, dimana semua yang hadir menikmati makan bersama dengan tradisi Talaman, sebuah simbol kebersamaan dan kesederhanaan yang menguatkan ikatan ukhuwah di antara mereka. Satu baki besar makanan dinikmati oleh lima orang atau lebih, sebuah cermin dari kebersamaan yang senantiasa dijunjung tinggi oleh warga NU Margomulyo.


Malam itu, di bawah langit Margomulyo yang tenang, terselip doa-doa yang dilambungkan bersama asa, semoga segala perjuangan yang dilandasi oleh niat suci mendapat ridha dari Allah, dan cita-cita untuk membangun dan memajukan NU Margomulyo dapat terwujud dengan sempurna.