Acara diawali dengan tahlil bersama yang dipimpin oleh Ustadz Lismanto. Kehadiran tahlil ini tidak hanya menandai pembukaan acara, tetapi juga sebagai sarana memperkuat kebersamaan dan spiritualitas warga. Kasun Dusun Pleret Sumariningsih, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi mendalam terhadap keberlangsungan kegiatan Lailatul Ijtima' ini. "Kegiatan seperti ini sangat penting untuk menjaga silaturahmi dan mempererat ikatan warga dengan ajaran Islam Ahlus Sunnah wal Jama'ah (Aswaja)," ujarnya.
Ketua Ranting NU Meduri, Eko Sunarno, dalam sambutannya menguraikan peran penting struktur pengurus NU di tingkat ranting dalam mengawal dakwah Aswaja di Desa Meduri. Ia menegaskan bahwa ranting merupakan benteng utama dalam menjaga keutuhan ajaran Aswaja dari berbagai tantangan zaman. Selain itu, Eko juga menyoroti upaya pencegahan pernikahan dini yang saat ini menjadi perhatian serius. “Pencegahan pernikahan dini adalah tanggung jawab bersama, baik dari pihak keluarga, masyarakat, maupun pemerintah. Melalui edukasi, kita harus memastikan masa depan generasi muda lebih baik,” tegasnya.
Sebagai puncak acara, Kyai Rosidi, Rais Syuriyah MWCNU Margomulyo, menyampaikan mauidhoh hasanah yang berisi uraian mendalam tentang rukun khutbah dan keutamaan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dalam tausiyahnya, Kyai Rosidi menjelaskan bahwa memahami dan mengamalkan rukun khutbah merupakan bagian dari upaya memperkuat pelaksanaan ibadah Jumat yang lebih sempurna. Selain itu, ia juga mengajak jamaah untuk merenungkan kelahiran Rasulullah sebagai momentum memperkuat cinta kepada Nabi, dengan cara meneladani akhlak beliau dalam kehidupan sehari-hari.
Suasana malam itu di Masjid Baitul Iman terasa penuh kehangatan. Kebersamaan para jamaah, mulai dari pengurus Ranting NU, Badan Otonom, hingga warga setempat, mencerminkan semangat gotong royong dan kepedulian sosial yang kuat di Dusun Pleret. Lailatul Ijtima' bukan hanya sekadar forum ibadah dan pengajian, tetapi juga menjadi ruang berkumpul bagi warga untuk berdiskusi dan saling mendukung dalam berbagai persoalan sosial dan keagamaan.
Pesan yang disampaikan oleh Ketua Ranting NU, Eko Sunarno, tentang pentingnya struktur organisasi Ranting NU dan pencegahan pernikahan dini, mendapat perhatian serius dari jamaah. Hal ini menunjukkan betapa vital peran pengurus ranting dalam menjaga tatanan sosial dan nilai-nilai Aswaja di tengah masyarakat. Tidak hanya mengawal dakwah, NU juga aktif berperan dalam mengatasi masalah-masalah yang ada di masyarakat, seperti isu pernikahan dini yang sering kali menimbulkan dampak negatif bagi masa depan generasi muda.
Setelah acara berakhir, banyak jamaah yang masih tinggal untuk berdiskusi dan berbincang ringan, mempererat tali persaudaraan antarwarga. Lailatul Ijtima' kali ini bukan hanya sekadar acara rutin, tetapi juga menjadi ajang memperkuat solidaritas, sekaligus menyadarkan akan pentingnya menjaga nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh ajaran Aswaja.
Acara ini juga diharapkan menjadi inspirasi untuk terus menggerakkan kegiatan keagamaan yang positif, baik untuk penguatan spiritual maupun sosial. Dengan semangat Aswaja, Lailatul Ijtima' NU Ranting Meduri terus berupaya memberikan manfaat bagi masyarakat, menjaga persatuan, serta mengukuhkan peran NU dalam menghadapi tantangan zaman.
Editor: Tim CyberMWCNU