Acara mencapai puncaknya dengan tausiyah yang disampaikan oleh Bapak Kiyai Badrun Sulaiman, Ketua MWCNU Margomulyo. Dalam tausiyah yang mendalam dan sarat makna, beliau mengingatkan betapa pentingnya perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai bentuk penghormatan dan kecintaan kita pada Baginda Rasul. Tak hanya itu, Kiyai Badrun juga menekankan pentingnya memahami makna sholat, yang bukan sekadar ritual, tetapi sebuah pondasi yang harus tercermin dalam kehidupan sosial sehari-hari. "Sholat bukan hanya hubungan antara manusia dan Tuhannya," kata beliau, "tetapi juga hubungan manusia dengan sesamanya, membentuk masyarakat yang rukun dan harmonis."
Pengajian ini bukan hanya menjadi ajang penguatan spiritual, tetapi juga menjadi sarana silaturahmi yang mempererat persaudaraan antarwarga. Semangat cinta Rasul dan pengamalan nilai-nilai sholat terlihat nyata di antara jamaah yang hadir, menyiratkan harapan akan terciptanya kehidupan yang lebih baik dan damai di Dusun Jepang.
Dalam tausiyahnya, Bapak Kiyai Badrun Sulaiman dengan bijak menguraikan keterkaitan antara makna sholat dan penyempurnaan akhlak, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Beliau menegaskan bahwa sholat bukan sekadar rutinitas harian, melainkan sebuah perjalanan spiritual yang mendalam. "Sholat adalah sarana untuk menyempurnakan akhlak manusia," ujarnya. Melalui sholat, seorang muslim diajarkan untuk senantiasa menjaga kesucian hati, ketundukan, serta kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari.
Rasulullah SAW, sosok yang menjadi teladan sempurna bagi umat, menunjukkan bagaimana sholat bukan hanya mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga mengajarkan kasih sayang, kejujuran, dan keadilan dalam berinteraksi dengan sesama. Kiyai Badrun menekankan bahwa akhlak mulia yang terwujud dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW adalah buah dari penghayatan mendalam terhadap makna sholat. "Ketika seseorang benar-benar memahami dan mengamalkan sholat, ia akan menumbuhkan sifat-sifat baik seperti sabar, rendah hati, dan pemaaf," jelasnya.
Beliau juga mengutip salah satu hadits Rasulullah, "Innama bu'itstu li utammima makarimal akhlaq," yang artinya, "Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia." Pesan ini menegaskan bahwa sholat sejatinya harus mempengaruhi perilaku kita, memperbaiki hubungan sosial, dan membangun karakter yang baik dalam bermasyarakat. Dalam penutup tausiyahnya, Kiyai Badrun mengajak seluruh jamaah untuk terus memperbaiki diri melalui sholat, sebagai bekal untuk menghadapi tantangan kehidupan dan mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.