Kamis, 10 Oktober 2024

"Pengajian Kamis Kliwon: Keutamaan Ibadah Sunah dan Pemberdayaan Ekonomi Umat"


Margomulyo, 10 Oktober 2024 – Pengajian rutin Kamis Kliwon yang digelar di Aula MWCNU Margomulyo pada hari Kamis, 10 Oktober 2024, berlangsung khidmat dan penuh antusiasme. Acara ini dimulai pukul 09.30 WIB dan berlangsung hingga 11.45 WIB. Kegiatan ini diinisiasi oleh Pimpinan Anak Cabang (PAC) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Margomulyo dan dihadiri oleh segenap jajaran PAC serta enam Pengurus Ranting Muslimat NU se-Anak Cabang Margomulyo.

Dalam sambutannya, Ketua PAC Muslimat NU Margomulyo, Maslahah, S.Ag., menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam terlaksananya acara tersebut. "Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh panitia dan jajaran pengurus yang telah bekerja keras demi terselenggaranya acara ini. Semoga kegiatan ini membawa berkah dan manfaat bagi kita semua," ujar Maslahah.

Pengajian rutin Kamis Kliwon ini merupakan agenda bulanan yang bertujuan untuk mempererat silaturahmi serta meningkatkan pemahaman keagamaan di kalangan anggota Muslimat NU. Acara ini juga menjadi wadah untuk saling berbagi ilmu dan pengalaman dalam beribadah dan berorganisasi, dengan harapan mampu memperkuat peran Muslimat NU dalam kehidupan sosial keagamaan di Margomulyo.

Kegiatan berjalan dengan lancar, ditutup dengan doa bersama dan harapan agar keberkahan senantiasa menyertai seluruh umat Muslim, khususnya para anggota Muslimat NU yang terus berkiprah di tengah masyarakat.

Acara puncak dari Pengajian Rutin Kamis Kliwon ini adalah Mauidzoh Hasanah yang disampaikan oleh Kyai Badrun, Ketua MWCNU Margomulyo. Dalam tausiyahnya, Kyai Badrun mengangkat tema Keutamaan Ibadah Sunah, yang disampaikan dengan penuh hikmah dan keteladanan.

Beliau menekankan pentingnya melaksanakan ibadah-ibadah sunah sebagai pelengkap dan penyempurna ibadah wajib. "Ibadah sunah tidak hanya menambah pahala, tapi juga menjadi wujud cinta kita kepada Allah dan Rasul-Nya. Dengan mengamalkan sunah, kita memperkuat kedekatan kepada Allah dan mendapatkan keberkahan dalam kehidupan sehari-hari," ujar Kyai Badrun.

Lebih lanjut, beliau juga menjelaskan bahwa ibadah sunah seperti salat Dhuha, Tahajud, puasa Senin-Kamis, serta zikir dan sedekah rutin, memiliki nilai-nilai spiritual yang mendalam. Ibadah-ibadah ini, menurut Kyai Badrun, dapat mendatangkan rahmat Allah, memudahkan segala urusan, dan menjadi perisai dari berbagai kesulitan hidup.

Pesan-pesan Kyai Badrun mengajak seluruh jamaah untuk tidak meremehkan ibadah sunah, karena meskipun bersifat tidak wajib, keutamaannya sangat besar di sisi Allah. Tausiyah ini mendapatkan perhatian penuh dari jamaah yang hadir, dengan harapan dapat meningkatkan semangat beribadah dan memperbaiki kualitas spiritual masing-masing.

Acara kemudian diakhiri dengan doa bersama, dipimpin langsung oleh Kyai Badrun, yang memohon agar seluruh jamaah senantiasa diberikan kekuatan dan keistiqamahan dalam melaksanakan ibadah, baik wajib maupun sunah.

Selain membahas keutamaan ibadah sunah, Kyai Badrun juga mengangkat isu penting yang relevan dengan kondisi umat, yaitu pemberdayaan wakaf dan pemberdayaan ekonomi umat. Beliau menjelaskan bahwa wakaf memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan sebagai salah satu pilar ekonomi umat Islam, namun sayangnya, masih banyak yang belum memaksimalkannya.

"Wakaf bukan hanya sekadar ibadah yang mendatangkan pahala jariyah, tetapi juga bisa menjadi instrumen penting untuk memberdayakan ekonomi umat jika dikelola dengan baik. Tanah, bangunan, atau harta yang diwakafkan bisa dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat luas, seperti pembangunan sarana pendidikan, layanan kesehatan, dan kegiatan ekonomi produktif," jelas Kyai Badrun.

Beliau mencontohkan bagaimana banyak lembaga Islam dan pondok pesantren yang sukses memanfaatkan aset wakaf untuk mendukung berbagai usaha ekonomi yang menguntungkan, baik di sektor pertanian, perdagangan, maupun usaha mikro. "Dengan manajemen yang profesional, wakaf dapat menjadi sumber pendanaan yang berkelanjutan bagi masyarakat, sekaligus mengurangi ketergantungan pada bantuan eksternal," tambahnya.

Terkait pemberdayaan ekonomi umat, Kyai Badrun juga menekankan pentingnya solidaritas dan gotong royong dalam membangun ekonomi berbasis jamaah. Beliau mendorong para jamaah untuk lebih aktif dalam mengembangkan usaha-usaha kecil dan menengah di lingkungan mereka, dengan semangat kemandirian ekonomi yang selaras dengan prinsip syariah.

"Islam mengajarkan kita untuk selalu berusaha, bekerja keras, dan berdikari. Dengan semangat ini, kita bisa membantu mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan umat," ungkapnya. Beliau juga mengingatkan agar setiap usaha yang dilakukan selalu dibarengi dengan kejujuran, amanah, dan ketakwaan, agar keberkahan selalu menyertai.

Pesan-pesan Kyai Badrun tentang wakaf dan pemberdayaan ekonomi umat disambut baik oleh para hadirin, yang diharapkan dapat menjadi inspirasi untuk lebih memanfaatkan potensi yang ada dalam masyarakat demi kesejahteraan bersama.

Setelah menyampaikan paparan terkait pemberdayaan wakaf dan ekonomi umat, Kyai Badrun juga mengajak para jamaah untuk mulai mengambil langkah nyata dalam memajukan perekonomian di lingkungan mereka. Beliau menekankan bahwa selain dari sisi ibadah, umat Islam juga harus mampu membangun kemandirian ekonomi agar bisa memberi manfaat yang lebih luas kepada masyarakat.

"Saat ini, kita dihadapkan pada tantangan ekonomi global, dan umat Islam perlu bersatu dalam mengatasi tantangan ini dengan cara yang sesuai syariah. Salah satunya adalah melalui sinergi dalam membangun usaha-usaha berbasis wakaf dan ekonomi mikro. Mari kita jadikan wakaf sebagai salah satu solusi strategis dalam meningkatkan kesejahteraan umat," kata Kyai Badrun dengan semangat.

Beliau juga menekankan pentingnya pendidikan ekonomi syariah di kalangan umat, agar setiap orang dapat memahami dan mempraktikkan prinsip-prinsip ekonomi Islam dengan baik. "Pendidikan ini penting, terutama dalam memahami bagaimana wakaf dan instrumen keuangan Islam lainnya, seperti zakat, infak, dan sedekah, bisa diberdayakan untuk menggerakkan roda ekonomi masyarakat."

Kyai Badrun menutup Mauidzoh Hasanah dengan mengajak semua jamaah untuk terus meningkatkan komitmen dalam mendukung pemberdayaan ekonomi umat dan pengelolaan wakaf secara profesional. Beliau berpesan agar semua elemen masyarakat, termasuk Muslimat NU, bisa berperan aktif dalam mewujudkan ekonomi umat yang mandiri dan berkeadilan.

Setelah tausiyah berakhir, para jamaah terlihat antusias mendiskusikan langkah-langkah yang bisa diambil untuk memajukan pengelolaan wakaf di daerah mereka. Acara kemudian diakhiri dengan doa bersama yang dipimpin oleh Kyai Badrun, memohon kepada Allah agar segala ikhtiar dalam memberdayakan umat, baik melalui ibadah, wakaf, maupun usaha ekonomi, selalu diridhoi dan diberikan keberkahan.

Dengan semangat kebersamaan, acara Pengajian Rutin Kamis Kliwon ini berjalan sukses dan membawa pesan-pesan penting untuk penguatan spiritual dan ekonomi umat di lingkungan PAC Muslimat NU Margomulyo.