History of Naharul Ijtima' Tradition (Studi Geneologi Keilmuan di NU Margomulyo)
II. Tinjauan Pustaka
A. Konsep Naharul Ijtima'
Naharul Ijtima' merupakan kegiatan pertemuan bulanan yang digagas oleh RMINU Jawa Tengah. Kegiatan ini diadakan di Masjid Agung Jawa Tengah, Jalan Gajah Raya Semarang, sebagai usulan dari tokoh ulama terkemuka, KH Musthofa Bisri[1]. Tujuan utama Naharul Ijtima' adalah mempererat tali silaturahmi antara para ulama, santri dan warga NU secara Umum.
Berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) ke-33 NU Bab V Pasal 17 huruf c, disebutkan bahwa RMI PBNU bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang pengembangan pondok pesantren dan pendidikan keagamaan[2]. Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Jawa Tengah, sebuah organisasi yang memiliki peran strategis dalam mengembangkan pendidikan dan keilmuan di kalangan NU[3]. Keputusan untuk mengadakan kegiatan ini menunjukkan perhatian serius terhadap aspek silaturahmi dan kebersamaan di kalangan para ulama santri dan warga NU di Indonesia.
1. Tempat Pelaksanaan di Masjid Agung Jawa Tengah:
Pemilihan Masjid Agung Jawa Tengah, Jalan Gajah Raya Semarang, sebagai tempat pelaksanaan Naharul Ijtima', sebagaimana hal ini pula Masjid Al-Wahid KH Muh. Tamsir Bungkul Sumberjo Margomulyo di pilih sebagai awal pelaksanaan Naharul Ijtima' NU Margomulyo menunjukkan kebijakan yang strategis[4]. Tempat ini bukan hanya menjadi simbol keagamaan yang kuat, tetapi juga mudah diakses oleh para ulama, santri dan warga NU di Margomulyo dan satu-atunya masjid di wilayah Margomulyo yang jelas warna NUnya. Hal ini yang menjadi salah satu alasan kuat di laksanakannya kegiatan di masjid tersebut.
2. Usulan dari Tokoh Ulama Terkemuka, KH Musthofa Bisri:
Sebagai
tambahan nilai, Naharul Ijtima' lahir sebagai usulan dari tokoh ulama
terkemuka, KH Musthofa Bisri[5].
Peran tokoh ini memberikan legitimasi dan kekuatan pada kegiatan tersebut,
menyiratkan bahwa Naharul Ijtima' tidak hanya diorganisir oleh organisasi,
tetapi juga diakui oleh para ulama berpengaruh dalam NU. Sebagaimana hal diatas
restu KH. Musthofa Bisri mengilhami para Kader dan Aktifis NU Margomulyo atas
terlaksananya Naharul Ijtima' NU di lingkungan MWCNU Margomulyo
3. Tujuan Utama: Mempererat Tali Silaturahmi:
Tujuan utama Naharul Ijtima' adalah mempererat tali silaturahmi antara para ulama, santri dan Warga NU di Margomulyo. Hal ini mencerminkan kebutuhan mendesak untuk menjaga kebersamaan dan membangun relasi yang erat di antara komunitas NU, terutama di tengah tantangan geografis yang ada.
Dengan merinci konsep Naharul Ijtima', kita dapat melihat bahwa kegiatan
ini tidak hanya merupakan pertemuan rutin biasa. Sebaliknya, Naharul Ijtima'
dirancang dengan cermat untuk memenuhi kebutuhan spesifik komunitas NU di
Margomulyo. Melalui inisiatif organisasi, usulan tokoh ulama, dan lokasi strategis,
Naharul Ijtima' menciptakan platform yang efektif untuk memperkuat ikatan
sosial dan keagamaan di tengah kompleksitas lingkungan setempat.
B. Konteks Geografis Margomulyo
Kecamatan Margomulyo merupakan kecamatan yang berbatasan langsung dengan kabupaten Ngawi, secara geografis berada di sisi Barat Daya dari Ibukota Kabupaten, Kecamatan ini terletak 69 KM arah barat daya dari ibu kota Bojonegoro[6]. Sebagian wilayahnya berupa kawasan hutan dan secara umum wilayah kecamatan Margomulyo berada pada ketinggian 127 m diatas permukaan laut. Pusat pemerintahan Kecamatan terletak di -7.35 Garis Lintang Selatan dan 111,50 garis bujur timur.[7]
KH.
Saifuddin Zuhri Selaku Syuriah MWC NU Blimbing Kota Malang Jawa Timur, dalam
smbutanya di momen Naharul Ijtima’ MWC NU Blimbing menyampaikan pengantar latar
belakang penamaan Naharul Ijtima, “bahwa Naharul Ijtima yang bermakna Pertemuan
Siang, agar memudahkan jamaah untuk hadir karena kemungkinan malam hari untuk
hadir agak berat”[8]..
Margomulyo, sebagai wilayah yang didominasi oleh
hutan, memberikan tantangan tersendiri dalam menjalankan kegiatan keagamaan seperti
Lailatul Ijtima'. Naharul Ijtima' menjadi solusi efektif untuk memenuhi
kebutuhan akan pertemuan rutin bulanan, mengingat keberatannya untuk melibatkan
seluruh komunitas NU di wilayah ini.
1. Tantangan Geografis Margomulyo:
Margomulyo, sebagai wilayah yang didominasi oleh hutan, menghadapi tantangan geografis yang tidak dapat diabaikan. Medan yang sulit dijangkau dan jarak yang mungkin jauh antar pemukiman membuat pelaksanaan kegiatan keagamaan, seperti Lailatul Ijtima', menjadi suatu tugas yang memerlukan perencanaan dan persiapan khusus. Faktor-faktor ini secara signifikan mempengaruhi partisipasi dan keterlibatan seluruh komunitas NU di wilayah ini dalam kegiatan rutin.
2. Naharul Ijtima' Sebagai Solusi Efektif:
Naharul Ijtima' muncul sebagai solusi efektif untuk mengatasi kendala geografis Margomulyo. Dengan diadakannya kegiatan ini secara bulanan, lebih mudah untuk mengumpulkan ulama dan santri di satu tempat tanpa membebani mereka dengan kendala perjalanan jauh atau medan yang sulit. Ini memfasilitasi partisipasi yang lebih luas, memperkuat keterlibatan komunitas NU secara keseluruhan.
3. Pentingnya Pertemuan Rutin Bulanan:
Keberatan untuk melibatkan seluruh komunitas NU di Margomulyo dalam kegiatan keagamaan seperti Lailatul Ijtima' menekankan pentingnya memiliki pertemuan rutin bulanan. Naharul Ijtima' menjadi wadah berkala yang memberikan fleksibilitas dan aksesibilitas, memastikan bahwa peserta dapat dengan mudah berkumpul tanpa terkendala oleh rintangan geografis.
Melalui penanganan khusus terhadap konteks geografis Margomulyo, Naharul
Ijtima' membuktikan dirinya sebagai solusi cerdas dan efektif untuk menjawab
kebutuhan komunitas NU di wilayah tersebut. Dalam menghadapi tantangan
geografis yang khas, kegiatan ini menjadi lebih dari sekadar pertemuan rutin;
ia mencerminkan ketangguhan dan adaptabilitas komunitas untuk mempererat ikatan
keagamaan di tengah keadaan yang mungkin sulit diatasi.
IV. Sejarah Naharul Ijtima' di NU Margomulyo
V. Genealogi Keilmuan Naharul Ijtima' di NU Margomulyo
VI. Dampak Sosial dan Keilmuan Naharul Ijtima'
VII. Tantangan dan Prospek Masa Depan
*Penulis adalah Kader dan
Aktifis NU yang saat ini di Amanahi Menjadi Ketua MWCNU Margomulyo
[1] Muhammad Zulfa, https://nu.or.id/daerah/istilah-naharul-ijtima-rminu-jateng-dari-gus-mus-UdVgx. Rab, 30 Oktober 2019 |
16:30 WIB
[2] Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) ke-33
NU Bab V Pasal 17 huruf c.
[3] Muhamad Abror, https://nu.or.id/nasional/sejarah-pendirian-rmi-pbnu-Tq7Y0.
Jum, 20 Mei 2022 | 15:30 WIB
[4] Wawancara dengan Para Tokoh NU Margomulyo
[5] Muhammad Zulfa, https://nu.or.id/daerah/istilah-naharul-ijtima-rminu-jateng-dari-gus-mus-UdVgx.
Rab, 30 Oktober 2019 | 16:30 WIB
[7] https://margomulyo.bojonegorokab.go.id/menu/detail/5/wilayahkecamatan.
[8] Ahmad Zakki Nasyrullah, "Majelis Naharul Ijtima Minggu Pon MWC
NU Blimbing": https://pcnumalangkota.or.id/blog/2018/03/04/majelis-naharul-ijtima-minggu-pon-mwc-nu-blimbing/. Minggu, 4 Maret 2018