History of Naharul Ijtima' Tradition (Studi Geneologi Keilmuan di NU Margomulyo)
VII. Tantangan dan Prospek Masa Depan
A. Tantangan
Keberlanjutan
Meskipun
Naharul Ijtima' telah mengatasi tantangan awal dalam mengorganisir pertemuan
bulanan sebagai solusi adaptif dari Lailatul Ijtima', tantangan keberlanjutan
tetap ada. Meningkatkan partisipasi, menjaga keberlanjutan kegiatan, dan
mengatasi kendala logistik menjadi aspek yang perlu terus diperhatikan.
1. Meningkatkan
Partisipasi:
Tantangan utama yang dihadapi
Naharul Ijtima' adalah bagaimana meningkatkan partisipasi lebih banyak ulama,
santri dan warga NU. Upaya perlu dilakukan untuk memotivasi anggota komunitas
agar terus terlibat dalam kegiatan ini. Program-program pemberdayaan dan
promosi yang efektif dapat menjadi solusi untuk menarik minat lebih banyak
peserta.
2. Mengatasi
Kendala Logistik:
Kondisi geografis Margomulyo yang
sulit diakses bisa menjadi hambatan logistik dalam menyelenggarakan Naharul
Ijtima'. Tantangan ini memerlukan strategi logistik yang baik, termasuk
perencanaan transportasi yang efisien dan penyediaan fasilitas yang memadai.
Kerjasama dengan pihak terkait dan komunitas setempat dapat membantu mengatasi
kendala ini.
3.
Menjaga Keberlanjutan Kegiatan:
Keberlanjutan Naharul Ijtima' perlu dijaga agar
kegiatan ini tidak hanya menjadi sekadar tren sesaat, ceremonilal fenomenal. Diperlukan
perencanaan jangka panjang, kebijakan yang mendukung, dan upaya berkelanjutan
dalam menyelenggarakan kegiatan ini. Membangun model keberlanjutan, baik dari
segi finansial maupun partisipasi, akan menjadi kunci kesuksesan kegiatan ini
di masa depan.
4.
Menghadapi Perubahan Lingkungan Sosial:
Perubahan lingkungan sosial, baik secara lokal maupun
global, dapat mempengaruhi dinamika di setiap peradaban[1]. Dan Naharul
Ijtima' termasuk bagian
dari peradaban itu sendiri. Munculnya isu-isu baru atau perubahan kebutuhan komunitas memerlukan
adaptasi dalam penyelenggaraan kegiatan. Monitoring terus menerus terhadap
dinamika sosial dan kebutuhan komunitas dapat membantu Naharul Ijtima' tetap
relevan.
5.
Mengembangkan Model Keuangan yang Berkelanjutan:
Keberlanjutan keuangan juga menjadi tantangan.
Mengembangkan model keuangan yang berkelanjutan, seperti kerja sama dengan
pihak swasta, donasi, atau pengembangan proyek-proyek berkelanjutan, dapat
menjadi solusi untuk memastikan sumber daya keuangan yang cukup dalam jangka
panjang.
Dengan
mengidentifikasi dan mengatasi tantangan keberlanjutan ini, Naharul Ijtima'
dapat terus berkembang dan memberikan dampak positif dalam memperkuat keilmuan,
solidaritas, dan kebersamaan di kalangan umat Islam NU Margomulyo.
B. Peran
Generasi Penerus
Perkataan
Bung karno “Beri aku sepuluh pemuda maka akan ku guncangkan dunia”, yang
menegaskan betapa pentingnya peran pemuda dalam kemajuan bangsa dan negara.
Baik buruknya suatu negara dilihat dari kualitas pemudanya, karena generasi
muda adalah penerus dan pewaris bangsa dan negara[2].
Dalam hal pergerakkan Naharul ijtima' ini, amat terasa begitu Pentingnya
mendidik dan melibatkan generasi penerus dalam kegiatan Naharul Ijtima' untuk
menjaga keberlanjutan tradisi ini. Menanamkan nilai-nilai keagamaan dan
kebersamaan menjadi kunci untuk meneruskan warisan ini ke masa depan.
1. Pentingnya
Pendidikan dan Pelibatan Generasi Penerus:
Salah satu aspek krusial dalam menjaga keberlanjutan
Naharul Ijtima' adalah mendidik dan melibatkan generasi penerus. Pendidikan
yang baik dan keterlibatan aktif generasi muda dalam kegiatan ini akan menjadi
faktor penentu dalam memastikan kelangsungan tradisi keilmuan dan keagamaan
ini.
2.
Menanamkan Nilai-nilai Keagamaan dan Kebersamaan:
Peran generasi penerus bukan hanya dalam mengikuti
jejak tradisi, tetapi juga dalam meneruskan dan memperkuat nilai-nilai
keagamaan dan kebersamaan yang menjadi inti dari Naharul Ijtima'. Proses ini
melibatkan pembelajaran nilai-nilai moral, etika, dan sikap keagamaan yang
dijunjung tinggi dalam kegiatan ini.
3.
Mengintegrasikan Generasi Penerus dalam Struktur
Keorganisasian:
Untuk menciptakan partisipasi yang berkelanjutan,
generasi penerus perlu diintegrasikan secara aktif dalam struktur
keorganisasian Naharul Ijtima'. Melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan
dan memberikan tanggung jawab akan memperkuat rasa kepemilikan terhadap
kegiatan ini.
4.
Pengembangan Program Pendidikan Khusus:
Untuk memastikan generasi penerus dapat meneruskan
tradisi ini, perlu dikembangkan program pendidikan khusus yang mengajarkan
aspek-aspek keilmuan dan nilai-nilai keagamaan yang diajarkan melalui Naharul
Ijtima'. Ini dapat mencakup pelatihan khusus, lokakarya, dan program
pengembangan diri.
5.
Membangun Keinginan dan Keterlibatan Aktif:
Penting untuk membangun keinginan dan keterlibatan
aktif generasi penerus dalam Naharul Ijtima'. Ini dapat dicapai melalui
kampanye motivasi, pembentukan kelompok belajar khusus, dan pengenalan konsep
keilmuan dan keagamaan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari identitas
mereka.
Dengan
memperhatikan peran generasi penerus, Naharul Ijtima' dapat membangun pondasi
yang kokoh untuk keberlanjutan tradisi ini. Melibatkan generasi muda bukan
hanya sebagai peserta tetapi juga sebagai pemimpin masa depan akan menjamin
bahwa nilai-nilai keagamaan dan kebersamaan yang diwariskan oleh Naharul
Ijtima' tetap hidup dan relevan di generasi yang akan datang.
IV. Sejarah Naharul Ijtima' di NU Margomulyo
V. Geneologi Keilmuan Naharul Ijtima' di NU Margomulyo
VI. Dampak Sosial dan Keilmuan Naharul Ijtima'
VII. Tantangan dan Prospek Masa Depan
*Penulis adalah Kader dan
Aktifis NU yang saat ini di Amanahi Menjadi Ketua MWCNU & MUI Margomulyo
[1] Abby Wijaya, " Perubahan Sosial Budaya Dilihat dari Pengaruh
Lingkungan " https://adjar.grid.id/read/542999707/perubahan-sosial-budaya-dilihat-dari-pengaruh-lingkungan?page=all. Jumat, 19 November 2021
| 16:30 WIB
[2] Herni
Susanti, " Generasi Muda Masa Depan Bangsa" https://disperkimta.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/generasi-muda-masa-depan-bangsa-38.